Jakarta (20-21/12/22) – Untuk pertama kalinya, penerimaan rapor semester ini dilaksanakan dengan Student Led Conference (SLC). SLC adalah salah satu bentuk komunikasi evaluasi proses belajar peserta didik. Dalam proses inilah, peserta didik melatih diri untuk mempertanggungjawabkan proses belajar selama satu semester pada orangtua masing-masing.                         

Apa pentingnya SLC? 

SLC memberi ruang agar proses belajar di kelas dan di sekolah berjalan beriringan dengan proses komunikasi yang terjadi di rumah dan di sekolah. Proses komunikasi ini mencakup pentingnya kesempatan bagi orangtua untuk mengerti bagaimana bisa membantu anaknya berhasil di sekolah dan peserta didik pun makin mudah menorehkan prestasi karena mempunyai target belajar yang jelas. Dengan proses ini, peserta didik diyakinkan untuk percaya bahwa guru dan orangtua selalu mempunyai cara untuk mendukung keberhasilan masing-masing peserta didik. 

Pentingnya SLC tak lain ada pada proses keterlibatan masing-masing. Peserta didik dilatih untuk bertanggung jawab, terlibat aktif dalam role play, memperkenalkan guru pada orangtuanya, menyimpan dengan baik hasil karya portfolio, membuat refleksi proses pembelajaran, serta bertanya pada diri sendiri bagaimana sikap dan semangat belajar masing-masing saat mengerjakan tugas yang menjadi portfolio. Proses inilah yang nantinya didiskusikan dengan orangtua masing-masing.  

Peran peserta didik tentu tak lepas dari peran wali kelas sebagai fasilitator dan pengamat. Wali kelas pun berperan menyusun jadwal dan menolong jika ada hal yang memerlukan bantuan guru. Hal ini dibutuhkan, terutama untuk berkoordinasi dengan guru lain atau pengaturan administratif bila peserta didik mempunyai adik atau kakak di unit lain. Dalam proses persiapannya, wali kelas pun berperan dalam mengatur lay out ruangan agar memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif saat peserta didik menunjukkan karyanya kepada orangtua. Lay out yang disiapkan dengan baik dapat menjadi bahan diskusi yang menarik antara anak dengan orangtua. Wali kelas pun berperan aktif dalam melatih peserta didik saat presentasi, memotivasi dan memberikan tanggung jawab pada peserta didik untuk memegang kendali, serta bersama peserta didik menyiapkan bahan SLC, di antaranya: daftar pekerjaan peserta didik yang sudah dinilai dan dipilih untuk menjadi bahan diskusi.

Selain peserta didik dan wali kelas, tentu ada orangtua yang berperan sebagai partner dan pendengar yang baik. Proses SLC membuka ruang bagi orangtua untuk menghargai proses anak, bukan pertama-tama hasil yang diperoleh. Di dalamnya, orangtua belajar memberikan dorongan atau pujian yang terarah, memotivasi anak untuk semua hal yang telah dilakukannya, dan membantu anak merefleksikan proses belajarnya dengan cara bertanya. Akhirnya, proses ini diharapkan membantu orangtua untuk membiasakan prinsip-prinsip dalam SLC ini di rumah. Dengan tidak menghakimi, orangtua pun melatih sikap empati dari kaca mata anak.

Apa yang perlu disiapkan?

Persiapan SLC melalui beberapa tahap. Pertama, pengumpulan data. Tahap ini menjadi langkah awal. Yang disiapkan adalah portofolio peserta didik. Portfolio sendiri tak lain adalah sekumpulan informasi pribadi. Di dalamnya, termuat catatan dan dokumentasi pencapaian prestasi peserta didik dalam proses belajarnya. Portofolio dapat berupa lembar hasil ulangan, sertifikat, dan piagam penghargaan sebagai bukti pencapaian hasil atas suatu proses pembelajaran. Setelah terkumpul, dokumen-dokumen tersebut diseleksi dan kemudian peserta didik membuat refleksi pribadi. 

Kedua, proses pembuatan. Pada tahap kedua ini, peserta didik mengurutkan portofolio yang telah diseleksi. Bahan-bahan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga tergambarkan proses peserta didik mulai awal masuk hingga akhir semester. Kemudian,  portofolio dilengkapi dengan cover, daftar isi, dan dijilid. 

Ketiga, latihan presentasi. Latihan Presentasi diperlukan untuk mempersiapkan proses penyampaian peserta didik di hadapan orangtua masing-masing. Latihan presentasi dapat dilakukan dengan cara kelompok, berpasangan, atau pribadi di depan kelas dengan materi portofolio masing-masing secara bergantian. Setiap peserta didik dapat menyiapkan media presentasi yang dibutuhkan. Jika dilaksanakan dengan role play, setiap peserta didik dapat mengambil peran sebagai anak atau orangtua.

Keempat, presentasi SLC. Pada tahap ini, wali kelas akan mengatur kegiatan presentasi anak di depan orangtua. Keduanya akan saling berhadap-hadapan, orangtua duduk dan anak berdiri sambil menjelaskan hasil belajarnya. Setelah selesai, orangtua dapat memberi tanggapan dan harapan positif atas presentasi yang telah diberikan.  

Komunikasi 

Tahun Pelajaran 2022-2023 menjadi periode penting. Secara bertahap, SMP Santo Yakobus menerapkan Kurikulum Merdeka. Konsekuensinya, proses pembelajaran pun didesain untuk mengikuti perkembangan kurikulum di Indonesia. Tentu, hal ini tidak mudah. Tidak hanya peserta didik, bapak ibu guru pun melewati proses peralihan dan penyesuaian diri dari pembelajaran dalam jaringan ke pembelajaran tatap muka. Dalam proses inilah, disadari bersama telah terjadi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi usaha bersama untuk belajar dan mengatasi tantangan zaman yang akhirnya menjadi produk dan karya yang luar biasa. Dengan demikian, proses ini tidak sebatas pada nilai yang dituangkan dalam selembar kertas. Harapannya, nilai tersebut bagus dan memuaskan. Tetapi, proses ini pun mencakup sinergi semua pihak yang berkepentingan dalam proses dan suksesnya pembelajaran, selama peserta didik menuntut ilmu di sekolah.

SLC menegaskan pentingnya komunikasi yang holistik. Sebelumnya ulangan, ujian, dan pengambilan raport adalah masa-masa yang dianggap sangat berat seolah hari-hari tersebut menjadi ajang pembuktian diri untuk semua kerja keras yang sudah diupayakan. Pembelajaran tak ubahnya perjalanan berat yang harus dilalui hingga guru memberi vonis dengan nilai atau ranking yang diberikan. Dengan demikian, peserta didik pun dihantui proses belajar yang tidak menyenangkan dan membuat mental terus menerus was-was. Orientasinya tak lain pada hasil, bukan proses. Namun, tidaklah demikian dalam proses SLC. 

SLC menjadi kesempatan yang  baik untuk mengeratkan komunikasi orangtua, guru dan peserta didik pada saat yang bersamaan. Dalam kesempatan ini, orangtua dan guru diberi ruang untuk menghargai apa yang anak sudah usahakan, bagaimanapun hasilnya. Perubahan tentu tidak dapat dilakukan secara instan. Tetap dibutuhkan kerja sama semua pihak agar proses pembelajaran menjadi proses yang memanusiakan. Mengapresiasi keberhasilan tak ubahnya menjaga nyala api dan semangat untuk terus belajar dan berkembang menjadi insan pendidikan yang sungguh manusiawi. Ite Inflammate Omnia! (DG) 

Yuk kenali Student Led Conference!
Tagged on:     

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *